Archive for the ‘Aqidah’ Category

Menyingkap Strategi Setan

 ed. 6 depan
Menyingkap Grand strategi SETAN
 
Setelah iblis laknatullah ditetapkan sesat oleh Allah dan dia diberi tangguh sehingga tidak akan mati melainkan pada hari kiamat, maka mulailah ia membuat planing dan menentukan target – targetnya. Setan memiliki rencana jangka panjang dan jangka pendek. Adapun rencana jangka panjang mereka adalah: dijelaskan didalam firman Allah swt.
ِإنَّمَا يَدْعُوْا حِزْبَهُ لِيَكُوْنُوْا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ ( فاطير : 6 )
“sesungguhnya setan – setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi Penghuni neraka yang menyala – nyala (Qs. Father : 6)
Adapun rencana jangka pendek , mereka membuat perangkap – perangkap dari yang paling kasar sampai yang paling halus. Tidak ada yang luput dari sasaran iblis melainkan mukhlashin. Allah berfirman :
َقالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِيْ لَأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي اْلأَرْضِ وَلَأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِيْنَ (39) إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ اْلمُخْلَصِيُْنَ (40)
“ iblis berkata, “ya rabbku, oleh sebab engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) dimuka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semua, kecuali hamba – hamba engkau yang mukhlis di antara mereka “ (Qs. Al – Hijr ; 40)
Dan tiada satu celahpun melainkan setan akan memasukinya untuk menyeret manusia kepada kesesatan. Perangkat – perangkat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Menghujat Salaf = Menghujat Generasi Terbaik Islam, benarkah?

jika ada yang menghujat salaf, siapakah sebenarnya yang di hujat?

siapa salaf itu?

apakah salaf itu kelompok, organisasi atau manhaj?

kenapa istilah salaf itu muncul, kenapa tidak cukup “ISLAM” saja?

bolehkah kita bangga untuk menjadi salafi?

Salafiyah Bukan Organisasi

 Oleh : Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid

 =======================================================

 Banyak orang yang mengira apabila mereka mendengar kata Salafiyah atau Salafiyyin bahwa itu adalah sebuah organisasi atau hizb (partai). Apakah benar demikian? Baca lebih lanjut

Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi

Ditulis pada 25 June 2011 | sumber : belajarislam.com
Sejarah-Berdarah-Sekte-Salafi-WahabiBerikut adalah artikel yang telah ditranslasikan dari rekaman ceramah bedah buku yang berjudul “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, Mereka Membunuh Semuanya Termasuk Para Ulama”yang pernah disampaikan oleh Ustadz Ridwan Hamidi, Lc. MA pada kajian sabtu malam di Masjid Darul Ulum SMA 11 Yogyakarta. Sebelum menyampaikan bedah buku ini, Ustadz Ridwan Hamidi, Lc. MA juga telah diminta untuk membedah buku yang sama di Jakarta. Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementrian Agama Bidang Litbang. Pada acara tersebut dihadiri oleh tiga orang pembicara diantaranya, Ustadz Ridwan Hamidi, Lc. M.A, DR. Harpandi selaku Rektor Universitas Al-Aqidah Jakarta, Abdul Moqsith Ghazali dari Jaringan Islam Liberal.Buku ini diberi pengantar oleh Prof. DR. KH Said Aqil Siradj, MA yang merupakan ketua umum PBNU. Dalam pengantarnya disampaikan bahwa buku ini adalah sebuah sebuah buku yang secara ilmiah menguak kebenaran ramalan Rasululloh Shalallahu Alaihi wa Salam melalui sabdanya, akan lahir dari keturunan orang ini suatu kaum yang membaca Al-Qur’an tapi tidak sampai melewati batas tenggorokan, mereka keluar dari agama seperti anak panah tembus keluar dari badan binatang buruan, mereka memerangi orang Islam namun membiarkan para penyembah berhala. Baca lebih lanjut

Tauhid (Prinsip Dasar Keimanan)

A.    Pengertian Tauhid

Tauhid adalah beribadah hanya kepada Allah dan menjauhkan diri dari kesyirikan. Sebagaimana firman Allah :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا

“Beribadahlah kamu sekalian kepada Allah (saja) dan janganlah berbuat syirik sedikitpun kepada-Nya.” (QS An-Nisaa’: 36)

Syirik yaitu memperlakukan sesuatu -selain Allah- sama dengan Allah dalam hal yang merupakan hak khusus bagi-Nya. Seseorang belum dikatakan bertauhid jika belum bisa menjauhkan diri dari kesyirikan. Syarat tauhid adalah beribadah kepada Allah dan menjauhkan diri dari kesyirikan.

Tauhid secara istilah : iman kepada wujud Allah, mengesakan Nya dalam rububiyah, uluhiyah dan beriman kepada semua nama dan sifat Nya. Baca lebih lanjut

Pengantar Prinsip Dasar Keimanan

Buku : Prinsp Dasar Keimanan
Penulis : Syaikh Al-Utsaimin

Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya, serta bertobat kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan-kejahatan diri serta perbuatan-perbuatan buruk kami. Barangsiapa telah diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada satu pun yang dapat menyesatkan-Nya, dan barangsiapa yang disesatkan Allah, tidak ada satu pun yang dapat menunjukinya. Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah yang Esa, tiada sekutu bagi-Nya. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Selamat sejahtera semoga melimpah kepadanya, kepada keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya.

Ilmu yang paling penting adalah ilmu yang mengenalkan kita kepada Allah ta’ala, Sang Pencipta, Yaitu ilmu tauhid.

Ilmu tauhid merupakan kunci jalan menuju Allah dan menjadi dasar syariat-Nya. Oleh karena itu para rasul mendakwahkannya kepada seluruh umat manusia. Allah ta’ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ

“Dan kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku.” (QS Al Anbiyaa 25) Baca lebih lanjut

Makna Iman

Makna Iman

  • Definisi Iman

Menurut bahasa iman berarti pembenaran hati. Sedangkan menurut istilah, iman adalah:

تَصْدِيْقٌ بِاْلقَلْبِ، وَإِقْرَارٌ بِاللِّسَانِ، وَعَمَلٌ بِاْلأَرْكَانِ.

“Membenarkan dengan hati, mengikrarkan dengan lisan dan meng-amalkan dengan anggota badan.”

Ini adalah pendapat jumhur. Dan Imam Syafi’i meriwayatkan ijma para sahabat, tabi’in dan orang-orang sesudah mereka yang sezaman dengan beliau atas pengertian tersebut.

Penjelasan Definisi Iman

“Membenarkan dengan hati” maksudnya menerima segala apa yang dibawa oleh Rasulullah صلى الله عليه و سلم  .

“Mengikrarkan dengan lisan” maksudnya, mengucapkan dua kalimah syahadat, syahadat “Laa ilaha illallahu wa anna Muhammadan Rasulullah” (Tidak ada sesembahan yang hak kecuali Allah dan bahwa Muhammad صلى الله عليه و سلم adalah utusan Allah تعالى )

“Mengamalkan dengan anggota badan” maksudnya, hati mengamalkan dalam bentuk keyakinan, sedang anggota badan mengamalkannya dalam bentuk ibadah-ibadah sesuai dengan fungsinya.

Kaum salaf menjadikan amal termasuk dalam pengertian iman. Dengan demikian iman itu bisa bertambah dan berkurang seiring dengan bertambah dan berkurangnya amal shalih. Baca lebih lanjut

SALAF, APA BISA DI SEBUT WAHABI ?

Salaf, Apa Bisa di sebut Wahabi?

Banyak diantara kita sering mendengar istilah salaf. Di antara kita masih bertanya-tanya apa itu salaf? Di benak sebagian kita ketika mendengar kata “salaf” yang terbayang adalah sebuah golongan atau organisasi. Di Indonesia, gambaran mereka mengenai salaf adalah organisasi semisal Muhammadiyah, PERSIS atau NU. Benarkah demikian?

Banyak pula orang awam, ahli ibadah atau thalabul ilmi yang takut istilah salaf ini hinggap pada diri mereka karena identik dengan “fundamental” bahkan ada beberapa organisasi besar yang senantiasa mencitrakakan salaf ini dengan “extrimis”. Mereka menggembar-gemborkan salaf itu Wahabi…… dan seterusnya dengan tujuan untuk mencitrakan salaf “menakutkan”.

Jika kita orang yang bijaksana tentu akan bersikap tabayyun atau mencari kejelasan duduk perkaranya, barulah kemudian kita memutuskan pendapat kita. Untuk itu sebelum kita menisbatkan / mengatakan sesuatu tentang salaf ini, hendaknya kita mengetahui dulu apa itu salaf.

Salaf pun memiliki beberapa penamaan lainnya. Maka benarkah orang yang menamai salaf dengan Wahabi?

Simaklah penjelasan tentang Salaf dalam rekaman berikut ini………….

Salaf, Apa Bisa di sebut Wahabi?

dapatka juga rekaman materi lainnya DISINI

atau materi khusus daurah hadits

WAHAI PARA PENDAKWAH, AKIDAH DAHULU ATAUKAH KEKUASAAN?

Lewat manakah Islam akan tampil kembali memimpin dunia? Da’i besar Muhammad Qutb menjawab persoalan ini dalam sebuah kuliah yang disampaikannya di Daarul Hadits, Makkah Al-Mukar-ramah. Teks pertanyaan itu sebagai berikut:

“Sebagian orang berpendapat bahwa Islam akan kembali tampil lewat kekuasaan, sebagian lain berpendapat bahwa Islam akan kembali dengan jalan meluruskan akidah, dan tarbiyah (pendidikan) masyarakat. Manakah di antara dua pendapat ini yang benar?” Baca lebih lanjut

4 Kaidah Mengetahui Kesyirikan / Qowaidul Arba’

Empat Kaidah Mengetahui Fenomena Kesyirikan

Penulis:
للشيخ محمد بن عبد الوهاب

Asy Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku meminta kepada Allah Yang Maha Pemurah, Rabbnya Arsy yang besar, agar Dia menjadikan anda sebagai wali-Nya di dunia dan di akhirat, menjadikan anda sebagai orang yang diberkahi dimanapun anda berada dan menjadikan anda termasuk golongan orang-orang yang jika diberikan sesuatu maka dia bersyukur, jika ditimpakan ujian maka dia bersabar, dan jika dia berdosa maka segera meminta ampunan. Karena ketiga sifat ini merupakan tanda kebahagiaan hidup seseorang. Baca lebih lanjut

Definisi Aqidah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Pengertian Aqidah

Kata Aqidah berasal dari kata “al-‘aqdu”, yang berarti ikatan dan yang semisalnya. Adapun secara istilah, kata ini berarti iman yang mantap dan kokoh kepada Allah Ta’ala dengan mengesakan-Nya pada hak-hak yang wajib atas-Nya; beriman kepada maliakat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, dan segala ketetapan Allah Ta’ala yang baik maupun yang buruk; serta beriman kepada hal-hal lain yang wajib diyakini oleh setiap kaum muslimin secara pasti.

Nama Lain Aqidah

Para ulama biasa mengungkapkan beberapa peristilahan lain sebagai sinonim dari kata aqidah, diantaranya adalah;

  1. As-sunnah

Para ulama mengatakan bahwa as-sunnah adalah nama lain dari pada aqidah karena sumber pengambilan utama dalam memahami aqidah adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang merupakan penjabaran dari Al-qur’an. Karenanya, beberapa ulama memberikan judul pada karya-karya mereka tentang aqidah dengan nama “Kitab As-sunnah”, seperti imam Ahmad dan imam Ibnu abi ‘Ashim. Baca lebih lanjut