Posts Tagged ‘Aqidah’

Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi

Ditulis pada 25 June 2011 | sumber : belajarislam.com
Sejarah-Berdarah-Sekte-Salafi-WahabiBerikut adalah artikel yang telah ditranslasikan dari rekaman ceramah bedah buku yang berjudul “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi, Mereka Membunuh Semuanya Termasuk Para Ulama”yang pernah disampaikan oleh Ustadz Ridwan Hamidi, Lc. MA pada kajian sabtu malam di Masjid Darul Ulum SMA 11 Yogyakarta. Sebelum menyampaikan bedah buku ini, Ustadz Ridwan Hamidi, Lc. MA juga telah diminta untuk membedah buku yang sama di Jakarta. Acara tersebut diselenggarakan oleh Kementrian Agama Bidang Litbang. Pada acara tersebut dihadiri oleh tiga orang pembicara diantaranya, Ustadz Ridwan Hamidi, Lc. M.A, DR. Harpandi selaku Rektor Universitas Al-Aqidah Jakarta, Abdul Moqsith Ghazali dari Jaringan Islam Liberal.Buku ini diberi pengantar oleh Prof. DR. KH Said Aqil Siradj, MA yang merupakan ketua umum PBNU. Dalam pengantarnya disampaikan bahwa buku ini adalah sebuah sebuah buku yang secara ilmiah menguak kebenaran ramalan Rasululloh Shalallahu Alaihi wa Salam melalui sabdanya, akan lahir dari keturunan orang ini suatu kaum yang membaca Al-Qur’an tapi tidak sampai melewati batas tenggorokan, mereka keluar dari agama seperti anak panah tembus keluar dari badan binatang buruan, mereka memerangi orang Islam namun membiarkan para penyembah berhala. Baca lebih lanjut

WAHAI PARA PENDAKWAH, AKIDAH DAHULU ATAUKAH KEKUASAAN?

Lewat manakah Islam akan tampil kembali memimpin dunia? Da’i besar Muhammad Qutb menjawab persoalan ini dalam sebuah kuliah yang disampaikannya di Daarul Hadits, Makkah Al-Mukar-ramah. Teks pertanyaan itu sebagai berikut:

“Sebagian orang berpendapat bahwa Islam akan kembali tampil lewat kekuasaan, sebagian lain berpendapat bahwa Islam akan kembali dengan jalan meluruskan akidah, dan tarbiyah (pendidikan) masyarakat. Manakah di antara dua pendapat ini yang benar?” Baca lebih lanjut

Definisi Aqidah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah

Pengertian Aqidah

Kata Aqidah berasal dari kata “al-‘aqdu”, yang berarti ikatan dan yang semisalnya. Adapun secara istilah, kata ini berarti iman yang mantap dan kokoh kepada Allah Ta’ala dengan mengesakan-Nya pada hak-hak yang wajib atas-Nya; beriman kepada maliakat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir, dan segala ketetapan Allah Ta’ala yang baik maupun yang buruk; serta beriman kepada hal-hal lain yang wajib diyakini oleh setiap kaum muslimin secara pasti.

Nama Lain Aqidah

Para ulama biasa mengungkapkan beberapa peristilahan lain sebagai sinonim dari kata aqidah, diantaranya adalah;

  1. As-sunnah

Para ulama mengatakan bahwa as-sunnah adalah nama lain dari pada aqidah karena sumber pengambilan utama dalam memahami aqidah adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yang merupakan penjabaran dari Al-qur’an. Karenanya, beberapa ulama memberikan judul pada karya-karya mereka tentang aqidah dengan nama “Kitab As-sunnah”, seperti imam Ahmad dan imam Ibnu abi ‘Ashim. Baca lebih lanjut

Asma ulHusna dan Shifat Kesempurnaanya

Tarbiyah Islamiyah 21 Maret jam 3:49
-bagian 1-
Pertama: Asma’ Husna

Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Hanya milik Allah asma’ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asma’ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-namaNya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf [7]: 180)

Ayat yang agung ini menunjukkan hal-hal berikut:

1. Menetapkan nama-nama (asma’) untuk Allah Subhannahu wa Ta’ala , maka siapa yang menafikannya berarti ia telah menafikan apa yang telah ditetapkan Allah dan juga berarti dia telah menentang Allah Subhannahu wa Ta’ala .
Baca lebih lanjut

MAKNA TAUHID ASMA’ WA SIFAT DAN MANHAJ SALAF DI DALAMNYA

A. Makna Tauhid Asma’ Wa Sifat

Yaitu beriman kepada nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, sebagaimana yang diterangkan dalam Al-Qur’an dan Sunnah RasulNya Shallallaahu alaihi wa Salam menurut apa yang pantas bagi Allah Subhannahu wa Ta’ala, tanpa ta’wil dan ta’thil, tanpa takyif, dan tamtsil, berdasarkan firman Allah Subhannahu wa Ta’ala :

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Asy-Syura [42] : 11) Baca lebih lanjut